Senin, 13 Juli 2009

untitle

Ada banyak hal yang terkadang hadir dan menjelma dengan sendirinya yang dimana sebenarnya kita sendripun ngak pernah berharap bahkan walau sebatas terbersik dalam pikiran saja untuk menginginkan itu smua terjadi dan mungkin akan skedar membayang-bayangi alur kehidupan yang kita jalani sekalipun.
Namun apa mau dikata, Tuhan telah menggariskan kehidupan stiap hamba-Nya dengan warna garis kehidupan yang indah dan juga kelam jauh-jauh hari, dimana stiap makhluk-Nya akan mengarungi hidup mereka masing-masing dengan rasa bahagia yang dipenuhi kesengsaraan maupun cobaan yang sebenarnya juga dinaungi oleh kebahagiaan, (kalau kita mau memetik stiap butiran hikmah dari cobaan atau suratan itu sendiri). Sulit memang bagi kita semua untuk bisa menerapkan ini dalam hidup, krena kita sbagai manusia biasa yang juga danugrahi oleh Tuhan berupa hasrat atau nafsu insani yang tak akan henti-hentinya merongrong diri dan pikiran seorang manusia melalui rasa ambisi juga amarah yang begitu berat, kmudian dengan mudahnya dia bisa menyulap serta pikiran seseorang kedalam pola pikir yang kotor yang akan menyuplai impasannya berupa kekecewaan yang terus dan akan slalu lekat menggrogoti hati.
Amat sangat bodohlah kita kalau disaat sperti demikian itu masih saja tidak sesegera mungkin menyadari jika kita adalah satu-satunya makhluk diantara bermilyaran makhluk lainnya yang telah diciptakan Tuhan merupakan makhluk yg paling sempurna dan paling beruntung dimuka bumi-Nya. Sadarkah kita kalau Tuhan telah membekali kita dengan sensitivitas sebuah hati yang penuh berjutaan prasaan, akal pikiran yang bisa diandalkan untuk menyeimbangi serta filterisasi dari stiap masalah yang pernah, sedang maupun akan kita hadapi nantinya dalam mengarungi kehidupan. Kenapa juga titipan Tuhan yang segitu berharganya itu tidak kita pergunakan sebagai kendali atau kontrolisator sehingga nafsu, amarah serta emosi yang tak seharusnya dengan mudah bisa kita kuasai dan arahkan. Bukankah sepatutnya kita untuk bisa mensyukuri atas anugrah yang telah dikaruniakan Tuhan buat kita ini dan menjadikan peranan hati serta akal pikiran itu sentiasa dapat bekerja sama dengan baik biar terus mampu menghadirkan rasa keikhlasan dari dalam diri kita. Semoga saja kita punya kekuatan untuk memainkan peran dari keduanya dengan bijak, semoga juga keduanya akan setia mengiringi dan mengajarkan kita guna bisa mengerti dalam memaknai hakikat sebenarnya dari arti kebahagiaan maupun rasa kedamaian jiwa disaat melakoni lika-liku kehidupan yang seyogyanya kita coba hiasi setiap sisi-sisinya dengan warna cerah yang slalu berikan kilau sinar indah. Tetaplah jadikan hati sebagai landasan tumpu untuk take off maupun landingnya semua bentuk pola pikir dari cernaan akal pikiran. Jangan pernah berikan nafsu kesempatan untuk bisa menguasai dan memperbudak keduanya. Didiklah keduanya untuk terus dapat mengaplikasikan fungsi sebagai stabilisator hidup seutuhnya agar dengan mudah kita dapat mengendalikan nafsu yang slalu saja ingin mencemari juga meracuni diri kita dengan kebusukannya:)

Rabu, 24 Juni 2009